Udah lama nih gak menyalurkan opini. Lama gak menyalurkan di blog tentunya, kalau di dunia nyata mah sering. Ngebahasnya lewat percakapan singkat yang gue buat ya. Yak silahkan menyimak.
Guru : solidaritas itu adalah tidak membodohi
teman dengan memberi contekan terus-menerus.
Murid : salah, bu! Solidaritas itu adalah satu
bego, semua ikut bego.
Guru : kalau semuanya bodoh, siapa yang jadi
guru?
Murid : ya gak ada dong. Namanya juga solid. Satu
nganggur, semua ikut nganggur.
Guru : kalau gak ada yang jadi guru, anak
kalian mau belajar sama siapa dong? Atau karna ke-solid-an, kalian mau janjian
gak punya anak?
Murid : #hening #lebihhening #sangathening
Posisi gue disini
bukanlah sebagai orang sok tahu, ataupun sok engga cakep.
Iya, yang terakhir
muntahin aja.
Tapi gue pengen ngelurusin arti ‘solidaritas’ yang sesungguhnya.
*ambil catokan* *kan ngelurusin**garing* *masuk ke kaleng kerupuk*
Terkadang gue bingung
sama persahabatan yang menjunjung arti solidaritas tidak baik (salah).
Karna menurut gue,
solidaritas itu adalah mengerti apa yang orang lain rasakan, bukan merasakan
apa yang orang lain rasakan secara sepenuhnya.
Nggak ngerti? Bahasanya
terlalu berat? Oke sekarang kita bahas bisnis saham financial. Bhahahak!
Lanjut ke solidaritas. Jadi
solidaritas itu bukan berarti kita harus merasakan seutuhnya.
Contohnya gini: Temen
lo masuk jurang. Lalu dengan jiwa solidaritas, apa yang lo lakuin?
Ikutan nyemplung
ke jurang atau nolongin temen lo keluar dari jurang?
Kalau lo malah ikutan
nyemplung ke jurang, itu berarti lo salah mengartikan solidaritas.
Sadarlah kawan, kita
hidup untuk saling tolong-menolong, bukan saling membodohi.
Kalau temen kalian
bodoh, ya jangan ikutan bodoh, tapi belajar bersama.
That’s the real solidarity,
guys!
0 komentar:
Posting Komentar