Selasa, 06 November 2012

Saat Kita Berteduh

Diposting oleh OCS di 13.57


‘Sekarang kita buat perjanjian!’
‘Apa? Tidak saling bertemu lagi?’ jemari Kezia melepas perlahan genggaman Chandra. Rasa kecewa terpancar jelas dari rona matanya. Chandra tidak tinggal diam.
‘Tidak! Enak saja!’ tak sedikitpun ragu terucap dari bibir Chandra. Ia menggenggam tangan Kezia lebih erat dan mereka saling tersenyum. Iya, saling tersenyum. Hanya itu yang mereka lakukan dibawah genting kecil ruko selama tiga menit.
‘Lantas, perjanjian apa?’ senyum manis Kezia masih merekah sempurna. Ia menanti jawaban Chandra dengan memperhatikan setiap lekuk wajahnya. Chandra masih tersenyum, namun kini lebih lebar.
‘Begini, kalau kamu bisa menampung semua air hujan yang turun ke bumi, kamu boleh menemui Alex. Sebaliknya, jika kamu gagal, maka akulah satu-satunya orang yang boleh kamu peluk. Bagaimana?’
Hati Kezia bagai menaiki sebuah trampoline. Melambung tinggi dan mendarat sempurna di dasar hati Chandra. Satu menitpun masih tersisa bagi Kezia untuk langsung mendekap Chandra tanpa berhenti tersenyum.

‘Erat banget pelukannya. Aku sesak nafas nih.’ Chandra tertawa kecil.
‘Hahaha terserah aku lah. Kan perjanjiannya gitu.’ Kezia mempererat pelukannya.
‘Lucu ya. Bulan lalu kita putus, tapi sekarang sudah mesra lagi. Alex kamu kemanain, Kez?’ Rambut halus Kezia masih terusap lembut jemari Chandra.
‘Wah Alex langsung telepon. Kok bisa kebetulan gini ya?’ Kezia menekan tombol jawab di ponselnya. Pandangannya melempar jauh ke jalan raya, tak berani menatap Chandra.
‘Kamu dimana sayang? Aku di rumah kamu loh. Tapi kata ibu, kamu lagi pergi.’ Alex terdengar khawatir. ‘Diluar hujan deras. Kamu lagi berteduh? Aku jemput kamu sekarang ya.’ Alex menuruni tangga menuju bagasi. Hanya butuh tiga menit bagi Alex untuk duduk manis di Mercedes-Benz E250 Coupe miliknya.
‘Tunggu, jangan dulu. Aku pulang sendiri aja. Gakpapa kok.’ Kezia mulai terbata. Chandra memeluk Kezia dari belakang. Entah untuk menenangkan atau tak ingin Kezia pergi.
‘Gakpapa gimana? Aku udah di mobil. Sekarang kamu dimana? Kampus?’ Alex keluar bagasi dan menyetir perlahan.

‘Aku dekat dari rumah kok. Udah gakpapa. Aku pulang sendiri aja ya.’ Kezia menggenggam erat lengan Chandra. Mereka berhadapan dan saling memeluk.
‘Kalau memang sudah dekat, kamu lagi dimana?’ Alex masih menyetir perlahan.
‘Bakso depan ruko. Iya, bakso depan ruko.’ Chandra melepas pelukan. Kezia salah tingkah. Tatapan Chandra menggambarkan rasa aneh karena Kezia malah memberitahu yang sebenarnya. Dengan sigap Chandra menuju Vespa kesayangannya dan menyetir dengan cepat. Mata Kezia berair.
‘Chandra! Jangan pergi dulu. Chandra! Aku mau jelasin hubungan kita ke Alex. Chandra!!!’ Kezia berlari mengejar Chandra yang tak sedikitpun menoleh ke belakang. Kezia berhenti. Ia menangis. Tak bisa ia bayangkan kalau Chandra akan sangat membencinya.
‘Sayang..’ Kezia menoleh ke belakang.
Terlihat seorang lelaki berpayung hijau. Alex.

0 komentar:

Posting Komentar

 

OCS Template by Ipietoon Blogger Template | Design by Octoviana Carolina Sitorus