Ehm mungkin ini surat yang bodoh. Begitu bodoh. Karna tak mencantumkan nama penerima.
Tapi biarlah, rasa kagumku memang pemalu.
Jadi, bagaimana hubunganmu dengannya? Iya.. Kekasihmu.
Kudengar kalian makin romantis. Baguslah.
Memang benar hatiku sedih, tapi aku menikmatinya.
Mengagumimu memang berat dan aku tak ingin menghentikannya.
Tenang saja. Hatiku punya dua lapis. Lapisan pertama tentang kamu, dan lapisan kedua tentang kita.
Oops! Kita? Aku sampai lupa bahwa kau tidak mengenalku.
Aku selalu menyapamu didalam mimpi. Ingatkah?
Aku ingat kau pernah melontarkan sebuah senyum padaku. Dan kau tau? Malamnya aku tak bisa tidur. Haha! Aku memang pengagummu yang bodoh.
Bagaimana kalau nanti kita berpacaran ya? Mungkin kantung mataku akan selebar panda karna tak pernah bisa tidur.
Khayalanku memang tinggi, tapi tak melampaui rasa kagumku padamu.
Sudikah kamu berbincang denganku didunia nyata?
Ehm.. Mungkin lebih baik jangan. Karna aku pasti bingung dimana bisa mendapatkan alat pelambat detak jantung.
Mendengar namamu saja sudah membuat debarnya hiperaktif, apalagi kalau bertemu?
Rinduku padamu sudah membabi buta.
Apa? Rindu? Mungkin aku bukan lagi pengagummu, tapi perindumu.
Aku memang pengagummu yang rakus. Sehari tak cukup sekali membayangkanmu. Mungkin sekarang kau sedang pusing karna selalu berputar dalam anganku.Bagaimana caranya agar kau bisa mengagumiku kembali? Aku tak tau caranya.
Otakku lumpuh saat membayangkanmu.
Ku harap kau membaca surat bodoh ini.
Atau kau ingin menjawab pertanyaanku yang terakhir?
0 komentar:
Posting Komentar