Bagi sebagian orang, termasuk saya tentunya, mencintai seseorang merupakan proses yang panjang dan melelahkan.
Lelah ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak seimbang antara akal sehat dan nurani.
Lelah ketika mata menjadi buta akibat dari perasaan yang membius tanpa ampun.
Lelah ketika imaginasi menjadi liar oleh khayalan yang terlalu tinggi.
Lelah ketika pikiran menjadi galau oleh harapan yang tidak pasti.
Lelah untuk mencari suatu alasan yang tepat untuk sekedar melempar sesimpul senyum atau sebuah sapaan "apa kabar...".
Lelah untuk menahan keinginan untuk melihatnya.
Lelah, lelah dan lelah..
Apakah mencintai seseorang senantiasa membuat bodoh? Tapi dalam kebodohanku ini, aku akan selalu bersyukur.
Syukur ketika rasa pahit menjadi bagian dari mencintai seseorang.
Syukur ketika rasa galau merajalela tak terbendung.
Syukur ketika rasa perih tak terhingga datang menyapa.
Syukur ketika harus menyembunyikan rasa sakit dan cemburu dalam sebaris ucapan "aku baik-baik saja".
Syukur atas hati yang berantakan akibat rasa pedih yang teramat dalam.
Syukur karena tak ditemukannya sebuah nyali untuk mengatakan "Aku mencintaimu".
Ya.. Aku memang mencintaimu. Mencintai dalam diam.
0 komentar:
Posting Komentar