Kita Yang Berjarak

Aku menemukanmu. Lagi.

Ditengah riuhnya kecaman rindu.

Rindu yang dulu kuhempaskan atas namamu.

Rindu yang mulai menjejaki setiap tapak di benakku.

Kamu menemukanku. Lagi.

Ditengah bisingnya kenangan kita.

Kenangan yang muncul kembali menyusuri relung hati.

Kenangan yang mulai lancang mendatangi setiap mimpi.

Kita bertemu. Lagi.

Setelah melewati ribuan jarak dan waktu.

Setelah mendaki pucak ego yang akhirnya memisahkan kita.

Setelah mencoba menyebrangi jurang yang menghempaskan kita ke dalam dasar penyesalan.

Mungkinkah kita kembali bertukar rasa?

Mungkinkah bumi akan menyempit hanya karna cinta kita?

Kita begitu berjarak.

Dan tali cinta kita tak cukup kuat terbentang karenanya.

Kamu terus berlari, namun aku tak pernah memalingkan mata.

Kamu terus bersembunyi, namun aku tak pernah berhenti mencari.

Dengan nafas tersengal, aku terus mengejarmu.

Mencoba mematahkan jarak dengan ketulusan cinta.

Tapi kamu tidak pernah memusatkan pandanganmu kepadaku.

Jangan salahkan jarak, sayang.

Karna kamu tak pernah menghentikan langkah saat aku mendekatimu.

Karna kamu tak pernah tersenyum saat aku mencoba membahagiakanmu.

Adakah sepercik waktumu, untuk terdiam dan memikirkanku?

Jangan membenci jarak, sayang.

Aku percaya.

Tidak ada hal yang lebih buruk, selain tetap mencintaimu.